Musim hujan telah tiba. Kerepotan yang menyertainya pun mulai dirasakan sebagian penduduk Jakarta. Mulai genangan air di jalan, kebocoran atap rumah, flu yang lebih cepat menyerang dan sederet kerepotan lain.
Namun, dibalik kerepotan itu kita selalu bisa mengambil hikmah. Pemerintah daerah harus lebih tanggap mengantisipasi bahaya yang lebih besar. Saya lihat, di perempatan Matraman ( rute harian saya)yang beberapa hari lalu hujan beberapa jam saja mampu menggenangi tikungan Pasar Pramuka Pojok. Kemarin genangan itu tak terlihat lagi. Padahal intensitas hujan kemarin lumayan tinggi.
Demikian halnya dengan kebocoran tempat tinggal. Saya kadang sering berburuk sangka. Sepanjang hidup saya tak pernah lepas dari atap bocor. Saya bertekad, seandainya nanti punya rumah sendiri, perioritas utama adalah atap rumah harus benar-benar tidak bocor.
Beberapa hari sejak hujan turun, karena tuntutan kebutuhan, saya harus pulang di atas jam sepuluh malam. Terasa juga hidung mampet. Wah, daya tahan tubuh saya menurun. saya harus makan makanan bergizi dan lebih peduli dengan kesehatan tubuh saya. Saya tahun sehat itu mahal tapi sakit jauh lebih mahal....