Musim hujan telah tiba. Kerepotan yang menyertainya pun mulai dirasakan sebagian penduduk Jakarta. Mulai genangan air di jalan, kebocoran atap rumah, flu yang lebih cepat menyerang dan sederet kerepotan lain.
Namun, dibalik kerepotan itu kita selalu bisa mengambil hikmah. Pemerintah daerah harus lebih tanggap mengantisipasi bahaya yang lebih besar. Saya lihat, di perempatan Matraman ( rute harian saya)yang beberapa hari lalu hujan beberapa jam saja mampu menggenangi tikungan Pasar Pramuka Pojok. Kemarin genangan itu tak terlihat lagi. Padahal intensitas hujan kemarin lumayan tinggi.
Demikian halnya dengan kebocoran tempat tinggal. Saya kadang sering berburuk sangka. Sepanjang hidup saya tak pernah lepas dari atap bocor. Saya bertekad, seandainya nanti punya rumah sendiri, perioritas utama adalah atap rumah harus benar-benar tidak bocor.
Beberapa hari sejak hujan turun, karena tuntutan kebutuhan, saya harus pulang di atas jam sepuluh malam. Terasa juga hidung mampet. Wah, daya tahan tubuh saya menurun. saya harus makan makanan bergizi dan lebih peduli dengan kesehatan tubuh saya. Saya tahun sehat itu mahal tapi sakit jauh lebih mahal....
"Memangnya kenapa kalau aku bersama Erik, kamu cemburu hah!"jawabku dengan ketus. "Jelas saja aku cemburu, mungkin saja kamu ada main hati dengan Erik dan akan pergi meninggalkanku,"jawabnya Ritoa. Tak lama kemudian dua penggosip yang mengintip kami tadi menghampiriku. "Emang enak dimarahin sama pacar," ujar dua penggosip tersebut. "Kalian ya yang memberitahu kepada Ritoa,"jawabku dengan kesal. Seenaknya kalau ngomong. "Terus siapa yang memberitahu," tanyaku sambil penasaran. Sewaktu kamu berduaan dengan Erik, tak sengaja Ritoa melihat,"ujar dua penggosip tersebut.
BalasHapusTak lama kemudian bel sekolah berbunyi.
Aku pulang dengan rasa kecewa. Sesampainya di rumah aku mengunci diri di kamar hingga lupa waktu. Tak lama kemudian Ritoa datang ke rumahku. Dia merasa bersalah atas perilaku dia terhadapku. Akhirnya dia meminta maaf padaku. Dia berjanji tidak akan mencurigaiku lagi. Dengan lapang dada aku pun memaafkannya.
seolah-olah mereka ingin tahu apa yang kami berdua ributkan. Ritoa kembali bertanya bertanya padaku, "mengapa kau pergi dengan Erik tidak meminta ijin kepadaku dulu? aku kan jadi curiga padamu."
BalasHapusaku membalas pertanyaannya,"kenapa kamu begitu curiga padaku?". ia menjawab "ya jelas lah aku curiga padamu, aku kan sayang padamu aku tidak ingin kamu berselingkuh di belakangku." aku pergi meniggalkannya karena bel masuk telah berbunyi. Setelah pulang sekolah aku kaget karena Ritoa dan Erik menunggu di depan kelasku. mereka pun mengajakku ke kantin untuk membicarakan hal yang tadi kami ributkan. Ritoa membuka percakapan,"sekarang coba kalian jelaskan kenapa kalian kemarin bisa pergi berdua?".
"sebenarnnya tidak ada apa-apa diantara kami berdua, kami kemarin hanya sekedar membicarakan tentang naskah drama tidak lebih."
"ia tidak lebih koq" aku pun menambahkan. "oke-oke, coba mana aku liat hasil naskah drama kalian kalau memang kalian membicarakan naskah drama kemarin". Erik pun mengeluarkan naskah drama yang dimaksud. Ritoa pun membacannya dengan serius. saat Ritoa sedang membaca, Erik berkata," kata guru bahasa naskah itu bagus dan aku pun mendapat nilai bagus, justru aku ingin bertrima kasih sekaligus meminta maaf padamu karena aku telah mengajak Zahra tanpa ijin darimu. kalau bukan karena Zahra aku tidak mungkin bisa menyelesaikan naskah itu." Ritoa pun akhirnya mengerti dan mulai tersenyum padaku. "ternyata pacarku ini jago bikin naskah ya. heheheh" pujiannya padaku. Akhirnya semua masalah selesai juga. Erik pun pergi pamit pada kami dan aku dengan Ritoa pulang bareng dengan mesranya karena tidak ada lagi masalah di antara kami berdua.
THE END
NAMA: Firman Kurniawan
KELAS: X-1
NAMA ; AFRIYUNI YELSA PUTRI
BalasHapusKELAS ; X-2
"tapi apa aku tidak boleh pergi dengan Erik?pada hal aku cuman ingin membicarakan tentang naskah yang sudah aku buat dan ingin mementaskannya".jawab ku geram.
sambil melihat sekelilingku.
"sekarang mau kamu apa? jawab aku"
"apa kau tidak bisa pergi dengan teman mu yang lain? selain Erik? jawab Ritoa"
"lagi pula yang membuat naskah itu aku, dan aku sedang ingin membicarakan tentang naskah itu. jawab ku".
"sekarang itu semua sudah berlalu karna Ritoa sekarang menjadi mantan pcar ku".
"yang sekarang aku pikirkan, bagaimana cara menghadapi soal-soal ulangan yang akan di berikan bu susi!".
"Ritoa kembali menatap ku dan aku pun jga menatap nya".
setelah selesai mengerjakan ulngan aku keluar kelas, dan bertemu dengan Ritoa disana kami berbicara berdua dan membahas masalah waktu sebelum ujian. tiba-tiba, Ritoa berkata maaf tentang masalah tadi, dan aku menjawab "iya tidak apa-apa".
Ritoa lalu berkata aku tidak suka melihat kamu pergi dengan Erik. lain kali kamu pergi dengan teman kamu yang lain saja untuk menyerahkan naskah.
"bagaimana kalo sekarang kita baikan". pinta Ritoa.
dan aku menjawab "iya sekarang kita baikan".
selesai
nama :verawati
BalasHapuskelas:x-2
Mapel:bahasa indonesia
oh.....ternyata zahra&ritoa(tanya kedua penggosip itu)
semuanya terkejut& menoleh ke arah ritoa & zahra,yg sedang berbicara itu.
lalukedua penggosip itu mendengarkan pembicaran rito&zahra kembali...........
akhirnya Bu Susi mengetahui,kenapa zahra menopang dagu saat pelajaran UH KWN.
TIDAK bU!!!!Kami ini sudah menjadi mantan pacar bukan pacaran lagi Bu,lagi pula saya menopang dagu bukan gara-gara patah hati,tapi karna saya belum belajar semalam.saya lupa Bu kalau hari ini ada ulangan UH KWN Bu!!!
temen-temenku meneriakanku huhuhuhuhuh!!!
Tapi Bu!!ini salah ritoa karena sikap dia terlalu egois, mengatur,mengekang dan cemburuan.
Bukan Bu!!!aku putus dengan kamu karna kamu yang terlalu sibuk dengan menulis naskah dramamu.
Sudah-sudah!!! Bu tidak mau mendengar siapa yang salah dan siapa yang benar, akhirnya Ritoa dan Zahra melanjutkan pembicaraannya kembali. Ya sudah aku akui aku salah, aku tidak ada saat kamu membutuhkanku untuk bertukar pikiran, karna aku asyik menulis drama.
HHHHMMMM Baguslah kalau kamu menyadari hal itu (kata Ritho kepada Zahra)
Seharusnya kamu merubah sikapmu yang egois, menang sendiri, mengekangku dan cemburuan. Hal itu kenapa aku memutuskan kamu!!! Dan seharusnya kamu sadar dengan hal itu, mungkin kamu seenaknya mengaturku, tetapi apakah kau tau isi hatiku yang sebenarnya???
Tidak!!! (jawab Ritoa)
Tidak kan, kamu pasti tidak tau apa yang sebenarnya hatiku saat mengaturku, hatiku sudah terlalu jenuh dengan sikapmu itu yang selalu mengaturku.
Ritoa hanya menunduk dan diam, dia tidak dapat berkata-kata. Setelah apa yang telah dijelaskan Zahra tadi.
Akhirnya Ritoa juga mengakui kesalahannya yang telah diperbuat olehnya, Ritoa mengakui kesalahannya yang cemburuan, egois, dan terlalu mengekang. Dia mengakui didepan teman-temannya.
Akhirnya mereka saling memaafkan satu sama lain, dan mereka dapat berbicara tidak canggung lagi pada saat mereka sudah menjadi mantan pacar, mereka akhirnya dapat berbicara lagi, dan sudah seperti teman yang akrab.